Yunick UNIT USAHA KEMASYARAKATAN, MAJU dan MAKMUR

SELAMAT DATANG DI YUNICK'S RABBIT dan UNIT USAHA

Jumat, 19 Maret 2010

Antibiotik kimia vs antibiotik alami

Sirih Merah = Antibiotik Alami

Hari ini kelinciku mengalami pilek, kembung dan belekan matanya. Satu penyakit kelinci yang dianggap cukup mematikan. Karena memang virus ini susah dihlangkan, atau disembuhkan sekaligus. Artinya kelinci bakal mengalami pilek berkepanjangan, yang pada akhirnya polip dan mati. Bisa dipastikan kelinci yang mengalami pilek dan mata belekan pelan tapi pasti mengalami penyusutan berat badan, yang pada akhirnya mati. Pertanyaannya,Mengapa sampai mengalami penyusutan berat badan?. Jelas, karena memang ketika seekor kelinci mengalami pilek, maka sensor hidung akan berkurang drastis. Kepekaan indra pnciuman otomatis akan jauh berkurang karena lendir yang menyumbat bagian hidung. Mungkin anda memperhatika,( jika memang Anda "pecinta" kelinci) ujung hidung kelinci Anda yyang terserang pilek akan memerah pucat, bahkan agak kebiruan. Jika Anda rutin memberikan makan penambah protein misalnya Polard/Brend/Bekatul/Dedak, maka saya menyarankan untuk menghentikan asupan makanan seperti itu untuk kelinci yang terserang pilek. Atau anda boleh saja tetap memberikannya dengan catatan khusus, setelah habis makan, ujung hidung kelinci anda segera dibersihkan dengan air hangat.

Inilah yang terjadi saat ini dengan kelinciku. karena beberapa hal, maka kelinciku aku titipkan dirumah teman. sekitar 5 hari. ada sekitar 4 ekor. hari ketiga aku dikabari bahwa kelinciku mati satu, kemudian siang harinya dikabari lagi kelinciku mati satu lagi. aku cukup kaget karena selama dalam perawatanku kelinci itu baik-baik saja. Maka sore hari kelinciku yang tinggal 2 ekor aku ambil kembali. Ternyata setelah sampai dirumah aku amati memang ada yang tidak beres dengan kelinciku, yaitu :
1. Kelinciku pilek
2. Sesak napas, susah bernapas
3. Perut buncit,
4. Tidak doyan makan.
5. Mata Belekan Parah

Duh, malang benar nasibmu. Kemudian aku mengecek kondisi kelinciku dengan teliti, ternyata terjawab sudah apa yang yang menyebabkan kelinciku mati. dan juga aku berusaha mengobati ke-5 kondisi kelinciku.

Pertama aku menghilangkan sesak napasnya. Aku bersihkan hidungnya sampai kelubang-lubangnya karena ternyata banyak sisa-sisa makanan terlebih yang saya sebutkan diatas menempel, mengering, dan mengeras disekitar hidung, sehingga lubang hidung agak tersumbat yang pada akhirnya sesak napas. Dan benarlah kiranya, setelah beberapa menit hidung sudah bersih, napasnya kembali normal dan tidak tersengal-sengal. Setelah itu aku lepaskan dialam bebas, biar bisa berlari kesana kemari.
Kedua matanya mulai aku bersihkan dengan pembersih mata manusia. Semoga aja dia baik-baik saja.
Ketiga aku gak tau kenapa sampai pilek dan kembung. Yah itung-itung eksperimen. Meskipun tidak selamanya kelinci selalu jadi "Kelinci Percobaan". Aku hanya menggabungkan beberapa hal yang terjadi dengan manusia. Ku ambil sebuah daun sirih merah yang cukup besar. Agak layu, kemudian mulai aku berikan kepada kelinciku. Mungkin karena tidak biasa makan daun sirih kayak nenek-nenek dikampungku, makanya kelinciku menolak. mungkin pahit kali ya..Tapi terpaksa aku membuka mulutnya sedikit, kemudian daun sirih aku "cuil-Cuil" kecil-kecil dan aku masukkan kemulutnya, Dia mulai mengunyak sedikit-demi sedikit. akhirnya setangkai daun sirih masuk sudah kedalam perutnya.

Aku berharap ini akan menjadikan inspirasi bagi temen-temen yang hobi hewan ternak, untuk lebih kreatif, telaten, dan jangan terlalu mengandalkan Bahan-bahan kimia. Karena kita tahu, banyak bahan setara bahkan lebih tinggi kualitasnya dibanding bahan kimia. contohnya adalah daun sirih merah, yang mengandung bahan Antibiotik yang sering digunakan untuk mengobati penyakit pada ternak kita. masih banya barang substitusi dari bahan kimia yang tentunya akan lebih aman untuk siapapun.

Harapan terbesarku adalah, setelah melewati threatment ini kelinciku kembali sehat walafiat. Tenang, akan aku rawat kau dengan baik, bahkan sangat baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar